Berkenalan dengan Mitos Dewi Sri Berkaitan dengan Ritual Penyeimbang Alam
Desember 10, 2017
Pengertian Mitos
Mitos adalah pengetahuan penggabungan dari pengalaman-pengalaman indrawi
dan kepercayaan. Latar belakang diterimanya mitos sebagai suatu kebenaran, hal
ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran
dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.
Mitos berasal dari rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang melalui
pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang
diinginkannya, tetapi karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas
dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban
yang tidak dapat memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno
sering mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa untuk
memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar
maupun dicium oleh mereka.
Pembagian Mitos
Mitos sebenarnya : Manusia
bersungguh-sungguh dan dengan alasannya menerangkan gejala alam yang ada tetapi
karena kurangnya pengetahuan alasan tersebut kurang tepat.
Cerita rakyat : Usaha manusia
mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat, karena
cerita disampaikan dari mulut ke mulut.
Legenda : Dikemukakan tentang seorang
tokoh yang dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu tempat dan waktu.
Mitos Dewi Sri
tentang Hakikat Hidup
Mitos Dewi Sri adalah sebuah cerita
kepercayaan rakyat yang sudah sangat tua atau lama. Mitos atau cerita Dewi Sri
dikenal di kalangan masyarakat Jawa baik secara lisan maupun tertulis. Pada
cerita lisan yang tersebar di kalangan masyarakat luas terdapat berbagai macam
versi namun inti ceritanya tetap sama. Bentuk penyebaran lainnya adalah secara
tertulis dalam bentuknya naskah cerita. Dalam naskah-naskah lama cerita Dewi
Sri tidak berdiri sendiri tetapi bergabung dengan atau termasuk dalam suatu
bagian cerita yang besar, namun seperti halnya dalam cerita lisan inti
ceritanya tetap sama.
Dikalangan masyarakat Jawa Dewi sri
merupakan mitos yang sangat terkenal. Pada hakikatnya Dewi Sri berkaitan erat
dengan filosofi masyarakat Jawa tentang kehidupan, khususnya pada masyarakat
yang agraris. Dewi Sri (Dewi Padi) masih dianggap sangat penting dalam
masyarakat pedesaan yang agraris. Kepercayaan akan tercapainya keseimbangan
kosmos selalu berada dibenak masyarakat
yang tradisional.
Cerita Dewi Sri versi lisan dan tulisan
ini memiliki satu keunikan jika diperhatikan secara seksama. Keunikan tersebut
terletak pada versi pengembangan garis besar ceritanya. Pengembangan versi
cerita bertumpu pada 11 hal, yaitu:
1.
Pertama, Dewi Sri berasal dari
kahyangan.
2.
Kedua, Dewi Sri istri Raden Sedana.
3.
Ketiga, Dewi Sri, memiliki kecantikan
yang sempurna.
4.
Keempat, Dewi Sri sebagai istri Raden
Sedana menghadapi persoalan dengan raksasa Kala.
5.
Kelima, Dewi Sri dan Raden Sedana melarikan
diri ke hutan untuk menghindari raksasa kala.
6.
Keenam, Dewi Sri dan Raden Sedana
bersembunyi di hutan.
7.
Ketujuh, Dewi Sri dan Raden Sedana
berjanji membalas budi rakyat yang telah menolong mereka berdua.
8.
Kedelapan, Dewi Sri dan Raden Sedana,
akhirnya mati karena sakit.
9. Kesembilan, setelah kematian Dewi Sri
dan Raden Sedana dari tempat kuburnya muncul tanaman yang sangat berguna bagi
manusia.
10. Ke sepuluh,
raksasa Kala sangat marah dan menjelma menjadi binatang perusak tanaman rakyat.
11. Kesebelas, Dewi
memohon pada dewata agar mau menolong rakyat. Pada bagian yang kesebelas ini
versi pengembangan ceritanya banyak sekali.
Dewi Sri memang bukan makhluk manusia.
Dewi Sri adalah makhluk supernatural dari Jenis perempuan. Kemudian menjelma ke
bumi, Dewi Sri membalas budi manusia yang menolongnya dengan cara meninggalkan
tanaman yang berguna bagi umat manusia. Ketika sudah meninggalkan bumi kembali
ke dunia supernatural, masyarakat mengenangnya dengan membuat kegiatan upacara.
Kegiatan upacara mengenang jasa Dewi Sri ini, akhirnya berkembang menjadi
kegiatan Ritual Budaya.
Dalam sebuah desa ada yang masih kental
dengan Ritual Budaya yang berkaitan dengan penyeimbang alam, dan tidak luput
dari mitos Dewi Sri, nama desa tersebut yaitu: Kp. Pasir Eurih, Desa
Sindanglaya, Kec. Sobang, Kab. Lebak, Prov. Banten. Dan Ritual tersebut mereka
sebut dengan Budaya 7 Rukun Tani. Budaya
7 Rukun Tani adalah Merupakan simbol dari kerukunan hidup bermasyarakat,
bernegara dan beragama.
Budaya 7 Rukun Tani
A. Sejarah Singkat
Menurut buku cerita asal mula padi yang diberi nama
dongeng Sulamjana oleh masyarakat Pasir Eurih, padi tumbuh dari kuburan Dewi
Pohaci dan diberikan oleh Sang Pramesti Dewa Guru kepada Prabu Siliwangi untuk
ditanam dan dirawat dengan baik.
Terinspirasi dari buku cerita diatas saur kasepuhan,
kaolotan Pasir Eurih menciptakan 7 tahapan cara merawat padi atau biasa disebut
7 Rukun Tani. Sejak turunan yang pertama (kai buyut Arsinem) sampai sekarang
keturunan yang ke 5 (Abah Aden Sukarmas Armali Putra), 7 rukun tani tersebut
dilaksanakan setiap tahun. Di setiap tahun selalu diadakan selamatan, tawasul,
pembacaan sejarah nabi Ibrahim dan pembacaan dongeng Sulamjana. Selamatan itu
diadakan secara bersama-sama dirumah Kasepuhan yang mereka sebut Imah Gede
(Rumah Besar).
B.
Melestarikan Budaya 7 Rukun Tani
Masyarakat Pasir Eurih dibawah pimpinan Abah Aden masih
tetap mempertahankan Budaya 7 Rukun Tani. 7 Rukun Tani yang dititipkan para
leluhur dan harus tetap dijaga kelestariannya khusus untuk menanam padi
jangkung atau padi alami dimulai dari huma gebrugan (ladang punya olot). Adapun
tahapannya sebagai berikut:
- Asep Leuweung
- Asep Leuweung
Asup leuweung adalah pertama menggarap tanah darat atau
sawah untuk menanam padi. Semua orang tidak boleh menggarap tanah sebelum
diadakan selamatn yang dipusatkan diimah Gede. Diadakan malam hari tawasul ka
karuhun, siang harinya narawas huma
gebrugan (memberi ciri untuk ladang olot). Keesokan harinya baru masyarakat
boleh menggarap tanah masing-masing.
- Nibakeun
- Nibakeun
Nibakeun adalah menanam benih padi (ngaseuk) dihuma
gebrugan. Sebelum nibakeun malam harinya selamatan di imah gede, tawasul ka
karuhun, membaca sejarah nabi Ibrahim.
- Ngubaran Pare
- Ngubaran Pare
Ngubaran Pare adalah mengobati padi. Yang unik disini
mengobati padi bukan menggunakan obat kimia, tetapi menggunakan cendol dari
tepung beras dan disimpan di pungpuhunan (tempat pertama menanam padi di
ladang) atau disanggapan (sawah paling hulu). Sebelumnya sama seperti diatas,
selamatan, tawasul, membaca sejarah nabi Ibrahim dan membaca Sulamjana.
- Mapag Pare Beukah
- Mapag Pare Beukah
Mapag Pare beukah adalah menjemput padi berubah.
Sebelumnya sama seperti diatas, selamatan, tawasul, membaca sejarah nabi
Ibrahim dan membaca Sulamjana. Siang harinya menyimpan panglay dan dodol
dipungpuhunan atau disanggapan.
- Beberes
- Beberes
Beberes adalah selamatan, tawasul, membaca sejarah nabi
Ibrahim dan membaca Sulamjana karena akan memotong/mengetem padi.
- Ngadiukeun
- Ngadiukeun
Ngadiukeun adalah netepkeun/ menyimpan padi dilumbung
sebelumnya biasa mengadakan selamatn, tawasul, membaca sejarah nabi Ibarahim
dan membaca Sulamjana.
- Serentahun
- Serentahun
Serentahun adalah syukuran kepada sang pencipta (Allah)
atas hasil yang telah didapat dan meminta hasil (rizki) yang akan datang.
Serentahun ini adalah acara puncak bertani padi atau pesta panen, biasanya
selain selamatan, tawasul, membaca sejarah Syeh Abdul Qodir Zaelani, juga ada
hiburan berbagai macam kesenian.
C. Larangan-Larangan Rukun Tani
Pada hari-hari tertentu para petani dilarang menggarap
tanah, apabila tanah tersebut mau ditanami padi, yaitu pada:
- Hari Minggu
- Hari Jum’at
- Tanggal 15 dan 30 setiap bulan Tahun Hijriah
- Hari Minggu
- Hari Jum’at
- Tanggal 15 dan 30 setiap bulan Tahun Hijriah
D. Rukun Tani Merupakan Simbol
Budaya 7 Rukun Tani adalah Merupakan simbol dari
kerukunan hidup bermasyarakat, bernegara dan beragama. Dengan semboyan “kudu Runtut Raut Sauyunan, sabobot
sapihanean, Sabagja sacilaka, Kacai jadi saleuwi kadarat jadi salogak. Ulah
paluhur luhur tangtung, pangirang girang tampian.”
E. Titipan dan Tutupan
Selain memimpin 7 Rukun Tani, kaolotan Pasir Eurih juga
mendapat titipan dari leluhurnya, yaitu: “kudu
bisa nuntun karahayuan, nyayak kamokahaan, ngasuh ratu nyayak menak, tur
singhade ngajaga gunung tutupan jeung titipan (Gunung Bongkok) ulah nepi ka rusak”. Gunung Bongkok adalah
sebuah gunung sumber mata air bagi masyarakat Pasir Eurih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar