Sabtu, 09 Desember 2017

Berkenalan dengan Mitos Dewi Sri Berkaitan dengan Ritual Penyeimbang Alam

Berkenalan dengan Mitos Dewi Sri Berkaitan dengan Ritual Penyeimbang Alam 

Desember 10, 2017


Pengertian Mitos
Mitos adalah pengetahuan penggabungan dari pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan. Latar belakang diterimanya mitos sebagai suatu kebenaran, hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.
Mitos berasal dari rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang melalui pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa untuk memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium oleh mereka.
Pembagian Mitos
Mitos sebenarnya : Manusia bersungguh-sungguh dan dengan alasannya menerangkan gejala alam yang ada tetapi karena kurangnya pengetahuan alasan tersebut kurang tepat.
Cerita rakyat : Usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat, karena cerita disampaikan dari mulut ke mulut.
Legenda : Dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu tempat dan waktu.
Mitos Dewi Sri tentang Hakikat Hidup
Mitos Dewi Sri adalah sebuah cerita kepercayaan rakyat yang sudah sangat tua atau lama. Mitos atau cerita Dewi Sri dikenal di kalangan masyarakat Jawa baik secara lisan maupun tertulis. Pada cerita lisan yang tersebar di kalangan masyarakat luas terdapat berbagai macam versi namun inti ceritanya tetap sama. Bentuk penyebaran lainnya adalah secara tertulis dalam bentuknya naskah cerita. Dalam naskah-naskah lama cerita Dewi Sri tidak berdiri sendiri tetapi bergabung dengan atau termasuk dalam suatu bagian cerita yang besar, namun seperti halnya dalam cerita lisan inti ceritanya tetap sama.
Dikalangan masyarakat Jawa Dewi sri merupakan mitos yang sangat terkenal. Pada hakikatnya Dewi Sri berkaitan erat dengan filosofi masyarakat Jawa tentang kehidupan, khususnya pada masyarakat yang agraris. Dewi Sri (Dewi Padi) masih dianggap sangat penting dalam masyarakat pedesaan yang agraris. Kepercayaan akan tercapainya keseimbangan kosmos selalu berada dibenak masyarakat  yang tradisional.
Cerita Dewi Sri versi lisan dan tulisan ini memiliki satu keunikan jika diperhatikan secara seksama. Keunikan tersebut terletak pada versi pengembangan garis besar ceritanya. Pengembangan versi cerita bertumpu pada 11 hal, yaitu:
1.      Pertama, Dewi Sri berasal dari kahyangan.
2.      Kedua, Dewi Sri istri Raden Sedana.
3.      Ketiga, Dewi Sri, memiliki kecantikan yang sempurna.
4.      Keempat, Dewi Sri sebagai istri Raden Sedana menghadapi persoalan dengan raksasa Kala.
5.      Kelima, Dewi Sri dan Raden Sedana melarikan diri ke hutan untuk menghindari raksasa kala.
6.      Keenam, Dewi Sri dan Raden Sedana bersembunyi di hutan.
7.      Ketujuh, Dewi Sri dan Raden Sedana berjanji membalas budi rakyat yang telah menolong mereka berdua.
8.      Kedelapan, Dewi Sri dan Raden Sedana, akhirnya mati karena sakit.
9.    Kesembilan, setelah kematian Dewi Sri dan Raden Sedana dari tempat kuburnya muncul tanaman yang sangat berguna bagi manusia.
10.  Ke sepuluh, raksasa Kala sangat marah dan menjelma menjadi binatang perusak tanaman rakyat.
11.  Kesebelas, Dewi memohon pada dewata agar mau menolong rakyat. Pada bagian yang kesebelas ini versi pengembangan ceritanya banyak sekali.
Dewi Sri memang bukan makhluk manusia. Dewi Sri adalah makhluk supernatural dari Jenis perempuan. Kemudian menjelma ke bumi, Dewi Sri membalas budi manusia yang menolongnya dengan cara meninggalkan tanaman yang berguna bagi umat manusia. Ketika sudah meninggalkan bumi kembali ke dunia supernatural, masyarakat mengenangnya dengan membuat kegiatan upacara. Kegiatan upacara mengenang jasa Dewi Sri ini, akhirnya berkembang menjadi kegiatan Ritual Budaya.
Dalam sebuah desa ada yang masih kental dengan Ritual Budaya yang berkaitan dengan penyeimbang alam, dan tidak luput dari mitos Dewi Sri, nama desa tersebut yaitu: Kp. Pasir Eurih, Desa Sindanglaya, Kec. Sobang, Kab. Lebak, Prov. Banten. Dan Ritual tersebut mereka sebut dengan Budaya 7 Rukun Tani. Budaya 7 Rukun Tani adalah Merupakan simbol dari kerukunan hidup bermasyarakat, bernegara dan beragama.
Budaya 7 Rukun Tani
A. Sejarah Singkat
Menurut buku cerita asal mula padi yang diberi nama dongeng Sulamjana oleh masyarakat Pasir Eurih, padi tumbuh dari kuburan Dewi Pohaci dan diberikan oleh Sang Pramesti Dewa Guru kepada Prabu Siliwangi untuk ditanam dan dirawat dengan baik.
Terinspirasi dari buku cerita diatas saur kasepuhan, kaolotan Pasir Eurih menciptakan 7 tahapan cara merawat padi atau biasa disebut 7 Rukun Tani. Sejak turunan yang pertama (kai buyut Arsinem) sampai sekarang keturunan yang ke 5 (Abah Aden Sukarmas Armali Putra), 7 rukun tani tersebut dilaksanakan setiap tahun. Di setiap tahun selalu diadakan selamatan, tawasul, pembacaan sejarah nabi Ibrahim dan pembacaan dongeng Sulamjana. Selamatan itu diadakan secara bersama-sama dirumah Kasepuhan yang mereka sebut Imah Gede (Rumah Besar).
B.  Melestarikan Budaya 7 Rukun Tani
Masyarakat Pasir Eurih dibawah pimpinan Abah Aden masih tetap mempertahankan Budaya 7 Rukun Tani. 7 Rukun Tani yang dititipkan para leluhur dan harus tetap dijaga kelestariannya khusus untuk menanam padi jangkung atau padi alami dimulai dari huma gebrugan (ladang punya olot). Adapun tahapannya sebagai berikut: 
- Asep Leuweung
Asup leuweung adalah pertama menggarap tanah darat atau sawah untuk menanam padi. Semua orang tidak boleh menggarap tanah sebelum diadakan selamatn yang dipusatkan diimah Gede. Diadakan malam hari tawasul ka karuhun, siang harinya narawas huma gebrugan (memberi ciri untuk ladang olot). Keesokan harinya baru masyarakat boleh menggarap tanah masing-masing. 
- Nibakeun
Nibakeun adalah menanam benih padi (ngaseuk) dihuma gebrugan. Sebelum nibakeun malam harinya selamatan di imah gede, tawasul ka karuhun, membaca sejarah nabi Ibrahim. 
- Ngubaran Pare
Ngubaran Pare adalah mengobati padi. Yang unik disini mengobati padi bukan menggunakan obat kimia, tetapi menggunakan cendol dari tepung beras dan disimpan di pungpuhunan (tempat pertama menanam padi di ladang) atau disanggapan (sawah paling hulu). Sebelumnya sama seperti diatas, selamatan, tawasul, membaca sejarah nabi Ibrahim dan membaca Sulamjana. 
- Mapag Pare Beukah
Mapag Pare beukah adalah menjemput padi berubah. Sebelumnya sama seperti diatas, selamatan, tawasul, membaca sejarah nabi Ibrahim dan membaca Sulamjana. Siang harinya menyimpan panglay dan dodol dipungpuhunan atau disanggapan. 
- Beberes
Beberes adalah selamatan, tawasul, membaca sejarah nabi Ibrahim dan membaca Sulamjana karena akan memotong/mengetem padi. 
- Ngadiukeun
Ngadiukeun adalah netepkeun/ menyimpan padi dilumbung sebelumnya biasa mengadakan selamatn, tawasul, membaca sejarah nabi Ibarahim dan membaca Sulamjana. 
Serentahun
Serentahun adalah syukuran kepada sang pencipta (Allah) atas hasil yang telah didapat dan meminta hasil (rizki) yang akan datang. Serentahun ini adalah acara puncak bertani padi atau pesta panen, biasanya selain selamatan, tawasul, membaca sejarah Syeh Abdul Qodir Zaelani, juga ada hiburan berbagai macam kesenian.
C.  Larangan-Larangan Rukun Tani
Pada hari-hari tertentu para petani dilarang menggarap tanah, apabila tanah tersebut mau ditanami padi, yaitu pada:
- Hari Minggu
- Hari Jum’at
- Tanggal 15 dan 30 setiap bulan Tahun Hijriah
D. Rukun Tani Merupakan Simbol
Budaya 7 Rukun Tani adalah Merupakan simbol dari kerukunan hidup bermasyarakat, bernegara dan beragama. Dengan semboyan “kudu Runtut Raut Sauyunan, sabobot sapihanean, Sabagja sacilaka, Kacai jadi saleuwi kadarat jadi salogak. Ulah paluhur luhur tangtung, pangirang girang tampian.”
E. Titipan dan Tutupan
Selain memimpin 7 Rukun Tani, kaolotan Pasir Eurih juga mendapat titipan dari leluhurnya, yaitu: “kudu bisa nuntun karahayuan, nyayak kamokahaan, ngasuh ratu nyayak menak, tur singhade ngajaga gunung tutupan jeung titipan (Gunung Bongkok) ulah nepi ka rusak”. Gunung Bongkok adalah sebuah gunung sumber mata air bagi masyarakat Pasir Eurih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pola Pikir Manusia

POLA PIKIR MANUSIA 1.      Rasa Ingin Tahu Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri, yaitu jasmaniah komplek, mengalami me...