Minggu, 10 Desember 2017
Pola Pikir Manusia
POLA PIKIR MANUSIA
1. Rasa Ingin Tahu
Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri, yaitu jasmaniah komplek, mengalami metabolisme atau pertukaran zat, bergerak, mudah terangsang oleh lingkungan, mempunyai potensi untuk berkembang-biak, dan pada akhirnya akan mati. Dari ciri-ciri di atas ternyata manusia itu sama dengan binatang atau makhluk lain.
Rasa ingin tahu yang dimiliki makhluk lain, seperti air dan udara atau benda mati lainnya, bukanlah atas kehendaknya sendiri, melainkan akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.
Makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang rasa ingin tahunya dengan cara pertumbuhan atau berpindah, namun pertumbuhan atau gerakan itu terbatas, yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap dan berlangsung sepanjang zaman.
Kehendak untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh binatang, yaitu untuk mengetahui apakah di tempat itu ada cukup makanan untuknya sendiri atau bersama yang lain? Apakah suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang? dan sebagainya, merupakan pengetahuan bagi binatang. Namun, pengetahuan itu tidak berubah dari zaman ke zaman (instink).
Bagaimana halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi, tidak tetap sepanjang zaman. Itulah perbedaan manusia dengan makhluk lain dalam hal rasa ingin tahu.
2. Mitos
Proses perkembangan pola pikir manusia selanjutnya setelah rasa ingin tahu adalah mitos.
A. Pengertian Mitos
Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan. Dalam kajian ilmu filsafat, mitos ini dibuang jauh-jauh karena tidak sesuai dengan akal sehat atau rasio manusia.
B. Sejarah Mitos
Bermula dari rasa ingin tahu yang tinggi yang merupakan ciri khas manusia, selanjutnya berkembang apa yang dinamakan mitos. Masyarakat zaman pra Yunani Kuno sekitar tahun 15 – 7 SM. Percaya pada mitos dan itu merupakan salah satu jaaban yang dihubungkan dengan pengalaman dan kepercayaan saat itu. Untuk itulah manusia mereka-reka sendiri jawban atau keingintahuan itu. Sebagai contoh; apakah pelangi itu? Karena tidak dapat dijawab. Maka mereka-reka jawban bahwa pelangi adalah selendang "bidadari", maka timbullah pengetahuan baru yaitu "bidadari".
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700 – 600 SM. Maka pada zaman itu manusia ada yang pro dan ada juga yang kontra pada mitos.
C. Timbulnya Mitos
Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indra manusia:
a. Keterbatasan pengetahuan
Keterbatasan pengetahuan ini disebabkan oleh keterbatasan penginderaan, baik langsung maupun tidak langsung.
b. Keterbatasan penalaran
Yang dimaksud keterbatasan penalaran di sini adalah keterbatasan manusia dalam pemikirannya.
c. Ingin segera mendapat jawaban
Karena fenomena alam yang terjadi pada masa lalu mendesak manusia untuk mengemukakan jawaban, maka timbullah mitos dan ini merupakan jawaban kenapa mitos diterima pada masa itu.
3. Mitos antara Pro dan Kontra
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya, sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang terus. Itulah sebabnya mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada zaman itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas, terjadi pada zaman Babylonia, yaitu kira-kira 700-600 SM. Kita ambil salah satu contoh, di antaranya Heroskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada pada masa sekarang, dapat menerima karena pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan pengalaman tidak dapat digunakan untuk memacahkan masalah hidup yang mereka hadapi, ini merupakan contoh orang-orang yang pro akan mitos.
Kemampuan berpikir manusia semakin maju disertai perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan dan beralih kepada akal sehat. Inilah contoh dari orang-orang yang kontra akan mitos.
Orang-orang Yunani yang patut dicatat sebagai pelopor perubahan, sebagaimana yang telah dijelaskan sedikit pada sub bahasan A adalah sebagai berikut:
a. Anaximander (610 – 546 SM),
b. Anaximanes (560 – 520 SM.),
c. Herakleitos (560 – 570 SM,),
d. Phytagoras (+ 500 SM.),
e. Demokritas (460-370 SM.),
f. Empedokles (480-430 SM.),
g. Plato (427-345 SM.),
h. Aristoteles (384-322 SM.),
i. Ptolomeus (127 – 151 M.),
j. Ibn Shina (abad 11),
B. LAHIRNYA IPA MODERN
Pada mulanya manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu (pseduo knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science). Untuk menemukan ilmu pengetahuan, harus digunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu teori. Teori ini masih dapat menghasilkan suatu teori dan masih dapat diuji konsistensi serta kemantapannya. Metode keilmuan itu bersifat objektif, bebas dari keyakinan perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka. Jadi, suatu ilmu pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan rasionalisme dan emperisme. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA bilamana persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia. Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah.
1. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia; PN Balai Pustaka, 1989). Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat lewat metode ilmiah.
Untuk mencapai kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan itu sendiri dengan faktanya maka di butuhkan suatu metode atau cara yang tepat. Dan ini disebut dengan metode ilmiah.
2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
a. Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses selanjutnya.
b. Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
c. Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
d. Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
1. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap Ilmiah meliputi:
a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu. Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
g. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
h. Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
Perumusan masalah : yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti;
Penyusunan hipotesis:yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya dalam suatu observasi atau ekperimentasi.
Pengujian hipotesis: yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
kesimpulan : Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pola Pikir Manusia
POLA PIKIR MANUSIA 1. Rasa Ingin Tahu Menurut ilmu alamiah bahwa manusia itu mempunyai ciri-ciri, yaitu jasmaniah komplek, mengalami me...
-
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. ...
-
Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan membutuhkan waktu yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi ...
-
A.Pengertian Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar